BAB I
Pendahuluan
1. LATAR
BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan banyak orang-orang. Dari sekian
banyak orang yang kita temui, ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian
orang ada yang begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan
sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan keadaan.
Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan intelegensi, intelegensi
merupakan satu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Dalam
kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemapuan yang amat spesifik,
kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan, inilah yang disebut bakat atau aptitude. Karena
suatu tes intelegensi tidak dirancang untuk menyikapi kemampuan-kemampuan
khusus, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi.
Inteligensi
merupakan kemampuan “problem solving” dalam segala situasi yang baru atau yang
mengandung masalah dan dapat juga diartikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman. Manusia hidup dan berinteraksi
di dalam lingkungannya yang kompleks, memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk
kelestarian pertumbuhan, tetapi juga untuk perkembangan pribadinya, maka dari itu
manusia harus belajar dari pengalaman.
Intelegensi
juga memiliki beberapa teori, teori ini dimaksudkan untuk memperjelas
pengertian dari intelegensi diantaranya Teori uni-factor(teori kapasitas umum),
Teori two-factor (faktor mental umum), Teori Multi-factor (Hubungan-hubungan
neural khusus), Teori Primary-Mental-Abilities (teknik-teknik statistik
khusus), dan teori sampling.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian intelegensi?
2. Apa
definisi intelegensi menurut para ahli?
3. Apa
teori-teori tentang intelegensi menurut para ahli?
4. Apa
permasalahan yang berhubungan dengan intelegensi?
3. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk
mengetahui dan memahami pengertian dari intelegensi.
2. Untuk
mengetahui dan memahami definisi menurut para ahli.
3. Untuk
mengetahui dan memahami teori dari intelegensi menurut para ahli.
4. Untuk
mengetahui dan memahami permasalahan
dalam intelegensi
Bab II
HAL IKHWAL INTELIGENSI KITA
A. Pengertian
Inteligensi
Definisi
inteligensi banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya ada beberapa ahli
yang memaparkan definisi tentang inteligensi antara lain:
1. Super
& Cites mengemukakan suatu definisi yang sering dipakai oleh sementara
orang sebagai berikut :
“ Intelligence has frequently been defined as
the ability to adjust to the environment or to leam from experince.”(Super
& Cites, 1962:83)
(Inteligensi telah
sering didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau
belajar dari pengalaman).
Manusia
hidup dan berinteraksi didalam lingkungannya yang kompleks. Memerlukan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya.
Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan, tetapi juga untuk
perkembangan pribadinya, maka dari itu manusia harus belajar dari pengalaman.
2. Garret
mengemukakan definisi tersebut di atas sebagai definisi yang terlalu luas ,
umum, kurang operasional. Oleh karena itu Garret (1946) mencoba mengemukakan
definisi inteligensi yang lebih operasional sebagai berikut :
“ intelligence, includes at least the abilities
demanded in the solution of problems which require the comprehension and use of
symbols.”
(Garret,1946:372)
(Inteligensi itu
setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan
masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol).
Manusia hidup dengan senantiasa menghadapi permasalahan, setiap permasalahan
harus dipecahkan agar manusia memperoleh keseimbangan dalam hidup. Untuk
diperlukan kemampuan-kemampuan pemecahannya dengan menggunakan pengertian serta
simbol-simbol.
3. Bischof
seorang psikologi Amerika (1954) mengemukakan definisi tentang inteligensi. Apabila
Garret mengemukakan definisi inteligensi dalam artian yang lebih khusus, maka
Bischof mengemukakan kedefinisi dalam artian yang lebih
luwes,namun bersifat operasional
dan fungsional bagi kehidupan manusia sehari-hari. Inteligensi mendefinisikan
sebagai berikut :
“
intelligence is the ability to slove problems of all kinds.” (Bischof,1954:1).
(inteligensi
ialah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah).
4. Heidenrich
(1970) mengemukakan rumusan definisi yang berbeda namun pengertiannya sama
dengan dengan definisi yang di kemukakan oleh Bischof yaitu sebagai berikut:“intelligence refers to the ability to leam
and to untilize what has been learned in adjuting to unfamiliar situations, or
in the solving of problems.”(Heidenrich,1970:129)
(inteligensi menyangkut
kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha
penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal,atau dalam pemecahan
masalah-masalah).
Keempat
definisi di atas meskipun rumusannya berbeda-beda, namun mengandung isi dan
pengertian yang sama dalam arti tidak bertentangan. Dalam dua definisi terakhir
tersirat,bahwa inteligensi merupakan kemampuan “problem solving” dalam segala situasi yang baru atau yang
mengandung masalah. “problem solving “
dalam segala situasi ini mencakup permasalahan pribadi,permasalahan
sosial,permasalahan akademik-kultural,serta permasalahan ekonomi keluarga.
B. Teori-teori tentang
inteligensi
Untuk lebih memperjelas
pengertian intelegensi,berikut ini dikemukakan beberapa teori tentang
inteligensi.
1. Teori
Uni-Factor
Pada tahun 1911, Wilhelm Stem memperkenalkan suatu teori tentang
inteligensi yang disebut “ uni factor
theory”. Teori ini dikenal pula sebagai teori kapasitas umum. Menurut teori
ini,inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Reaksi atau tindakan
seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan sesuatu
masalah adalah bersifat umum pula . Kapasitas umum itu timbul akibat
pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar. Kapasitas umum (gene,ral capacity) yang ditimbulkan itu
lazim dikemukakan dengan kode g.
2. Teori
Two-Factors
Pada
tahun 1904 yaitu sebelum Stem, seorang ahli matematika bernama Charles Spearman,
mengajukan sebuah teori tentang inteligensi. Teori Spearman itu terkenal dengan
sebutan “Two Kinds of Factors Theory”.
Spearman
mengembangkan teori inteligensi berdasarkan suatu facktor mental umum yang
diberi kode “g”serta faktor-faktor spesifik yang diberi tanda “s”. Faktor“g”
mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental
umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental individu, sedangkan
faktor-faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan.
3. Teori
Multi-Factors
Teori
inteligensi multi faktor dikembangkan oleh E.L.Thomdike. Teori ini
tidak
berhubungan dengan konsep general ability
atau faktor “g”. Menurut teori ini, inteligensi terdiri dari bentuk
hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon. Hubungan-hubungan neural
khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu.
4. Teori
Primary-Mental-Abilities
LL.Thurstone
telah berusaha menjelaskan tentang organisasi inteligensi yang
abstrak,
ia dengan menggunakan tes-tes mental serta teknik-teknik
statistik khusus membagi inteligensi menjadi tujuh kemampuan primer, yaitu
:
11) Kemampuan
numerikal/matematis.
22) Kemampuan
verbal, atau berbahasa.
33) Kemampuan
abstraksi berupa visualisasi atau berpikir.
44) Kemampuan
menghubungkan kata-kata.
55) Kemampuan
membuat keputusan, baik induktif maupun deduktif.
66) Kemampuan
mengenal atau memahami.
77) Kemampuan
mengingat.
5. Teori
Sampling
Untuk
menjelaskan tentang inteligensi, Godfrey H.Thomson pada tahun 1916 mengajukan
sebuah teorinya yang disebut teori sampling. Teori ini kemudian disempurnakan
lagi pada tahun 1935 dan 1948. Menurut teori ini,inteligensi merupakan berbagai
kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman. Berbagai bidang
pengalaman itu terkuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak semuanya.
Masing-masing bidang hanya terkuasai
sebagian-sebagian saja dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia. Inteligensi
berupa berbagai kemampuan yang overlapping.
Inteligensi beroprasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau
penglaman dunia nyata.
C. Beberapa Masalah yang
Berhubungan dengan Inteligensi
Bagaimana
inteligensi itu diukur?
Apakah
orang-orang dalam berbagai kelas sosial atau kelompok jabatan menunjukkan
tingkatan-tingkatan inteligensi yang berbeda?
Apakah
tingkatan-tingkat inteligensi anak-anak berhubungan dengan tingkatan-tingkatan
inteligensi orang tua mereka?
Seberapa
jauh pendidikan dapat meningkatkan inteligensi?
Adakah
klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual dan apakah yang menjadi ketentuan
inteligensi normal?
Seberapa
jauh hereditas dapat menentukan batas-batas inteligensi seseorang?
Apakah
kondisi tubuh yang jelek menghasilkan mental yang jelek pula?
Apakah
penyakit yang diderita seseorang menghambat perkembangan mentalnya?
Apakah
inteligensi wanita itu lebih rendah,lebih tinggi, ataukah sama dengan inteligensi
kaum pria?
Apakah
perbedaan ras dan kebangsaan menentukan perbedaan inteligensi?
Mengapa
ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan secara tegas mengenai pewarisan
inteligensi?
Berdasarkan
inteligensi, apakah yang menentukan pilihan antara bayi A anak wanita pekerja
harian dan bayi B anak wanita pengarang dan seorang dokter?
Hal-ikhwal
lain mengenai intelegensi
Bab III
Penutup
Simpulan :
Dari
isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa pengertian intelegensi adalah satu
konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Sedngkan menurut para ahli seperti Super & Cites mengemukakan
definisi dari intelegensi adalah sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan atau belajar dari pengalaman.
Dari uraian makalah ini kami juga
dapat mengetahui bahwa intelegensi juga memiliki beberapa teori diantaranya Teori
uni-factor(teori kapasitas umum), Teori two-factor (faktor mental umum), Teori
Multi-factor (Hubungan-hubungan neural khusus), Teori Primary-Mental-Abilities
(teknik-teknik statistik khusus), dan teori sampling. Juga dapat mengetahui
beberapa permasalahan yang berhubungan dengan intelegensi yaitu:
Bagaimana
inteligensi itu diukur?
1. Apakah
orang-orang dalam berbagai kelas sosial atau kelompok jabatan menunjukkan
tingkatan-tingkatan inteligensi yang berbeda?
2. Apakah
tingkatan-tingkat inteligensi anak-anak berhubungan dengan tingkatan-tingkatan
inteligensi orang tua mereka?
3. Seberapa
jauh pendidikan dapat meningkatkan inteligensi?
4. Adakah
klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual dan apakah yang menjadi ketentuan
inteligensi normal?
5. Seberapa
jauh hereditas dapat menentukan batas-batas inteligensi seseorang?
6. Apakah
kondisi tubuh yang jelek menghasilkan mental yang jelek pula?
7. Apakah
penyakit yang diderita seseorang menghambat perkembangan mentalnya?
8. Apakah inteligensi wanita itu lebih
rendah,lebih tinggi, ataukah sama dengan inteligensi kaum pria?
9. Apakah
perbedaan ras dan kebangsaan menentukan perbedaan inteligensi?
10. Mengapa
ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan secara tegas mengenai pewarisan
inteligensi?
11. Berdasarkan
inteligensi, apakah yang menentukan pilihan antara bayi A anak wanita pekerja
harian dan bayi B anak wanita pengarang dan seorang dokter?
12. Hal-ikhwal
lain mengenai intelegensi
Daftar
Pustaka
- Soemanto Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar