Minggu, 03 November 2013

Makalah Belajar dan Pembelajaran (Intelegensi) New



BAB I
Pendahuluan

1. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan banyak orang-orang. Dari sekian banyak orang yang kita temui, ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan keadaan. Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan intelegensi, intelegensi merupakan satu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemapuan yang amat spesifik, kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan, inilah yang disebut bakat atau aptitude. Karena suatu tes intelegensi tidak dirancang untuk menyikapi kemampuan-kemampuan khusus, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi.
Inteligensi merupakan kemampuan “problem solving” dalam segala situasi yang baru atau yang mengandung masalah dan dapat juga diartikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman. Manusia hidup dan berinteraksi di dalam lingkungannya yang kompleks, memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan, tetapi juga untuk perkembangan pribadinya, maka dari itu manusia harus belajar dari pengalaman.

Intelegensi juga memiliki beberapa teori, teori ini dimaksudkan untuk memperjelas pengertian dari intelegensi diantaranya Teori uni-factor(teori kapasitas umum), Teori two-factor (faktor mental umum), Teori Multi-factor (Hubungan-hubungan neural khusus), Teori Primary-Mental-Abilities (teknik-teknik statistik khusus), dan teori sampling.

2. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian intelegensi?
2.      Apa definisi intelegensi menurut para ahli?
3.      Apa teori-teori tentang intelegensi menurut para ahli?
4.      Apa permasalahan yang berhubungan dengan intelegensi?

3. TUJUAN MAKALAH
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari intelegensi.
2.      Untuk mengetahui dan memahami definisi menurut para ahli.
3.      Untuk mengetahui dan memahami teori dari intelegensi menurut  para ahli.
4.      Untuk mengetahui dan memahami  permasalahan dalam intelegensi


















Bab II
HAL IKHWAL INTELIGENSI KITA
A. Pengertian Inteligensi
Definisi inteligensi banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya ada beberapa ahli yang memaparkan definisi tentang inteligensi antara lain:
1. Super & Cites mengemukakan suatu definisi yang sering dipakai oleh sementara orang sebagai berikut :
  Intelligence has frequently been defined as the ability to adjust to the environment or to leam from experince.”(Super & Cites, 1962:83)
(Inteligensi telah sering didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman).
Manusia hidup dan berinteraksi didalam lingkungannya yang kompleks. Memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan, tetapi juga untuk perkembangan pribadinya, maka dari itu manusia harus belajar dari pengalaman.
2. Garret mengemukakan definisi tersebut di atas sebagai definisi yang terlalu luas , umum, kurang operasional. Oleh karena itu Garret (1946) mencoba mengemukakan definisi inteligensi yang lebih operasional sebagai berikut :
  intelligence, includes at least the abilities demanded in the solution of problems which require the comprehension and use of symbols.”
(Garret,1946:372)
(Inteligensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol). Manusia hidup dengan senantiasa menghadapi permasalahan, setiap permasalahan harus dipecahkan agar manusia memperoleh keseimbangan dalam hidup. Untuk diperlukan kemampuan-kemampuan pemecahannya dengan menggunakan pengertian serta simbol-simbol.
3. Bischof seorang psikologi Amerika (1954) mengemukakan definisi tentang inteligensi. Apabila Garret mengemukakan definisi inteligensi dalam artian yang lebih khusus, maka Bischof mengemukakan kedefinisi dalam artian yang lebih
luwes,namun bersifat operasional dan fungsional bagi kehidupan manusia sehari-hari. Inteligensi mendefinisikan sebagai berikut :
“ intelligence is the ability to slove problems of all kinds.” (Bischof,1954:1).
(inteligensi ialah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah).
4. Heidenrich (1970) mengemukakan rumusan definisi yang berbeda namun pengertiannya sama dengan dengan definisi yang di kemukakan oleh Bischof yaitu sebagai berikut:“intelligence refers to the ability to leam and to untilize what has been learned in adjuting to unfamiliar situations, or in the solving of problems.”(Heidenrich,1970:129)
(inteligensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal,atau dalam pemecahan masalah-masalah).
Keempat definisi di atas meskipun rumusannya berbeda-beda, namun mengandung isi dan pengertian yang sama dalam arti tidak bertentangan. Dalam dua definisi terakhir tersirat,bahwa inteligensi merupakan kemampuan “problem solving” dalam segala situasi yang baru atau yang mengandung masalah. “problem solving “ dalam segala situasi ini mencakup permasalahan pribadi,permasalahan sosial,permasalahan akademik-kultural,serta permasalahan ekonomi keluarga.

B. Teori-teori tentang inteligensi
Untuk lebih memperjelas pengertian intelegensi,berikut ini dikemukakan beberapa teori tentang inteligensi.
1. Teori Uni-Factor
    Pada tahun 1911, Wilhelm Stem memperkenalkan suatu teori tentang inteligensi yang disebut “ uni factor theory”. Teori ini dikenal pula sebagai teori kapasitas umum. Menurut teori ini,inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan sesuatu masalah adalah bersifat umum pula . Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar. Kapasitas umum (gene,ral capacity) yang ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan kode g.
           
2. Teori Two-Factors
Pada tahun 1904 yaitu sebelum Stem, seorang ahli matematika bernama Charles Spearman, mengajukan sebuah teori tentang inteligensi. Teori Spearman itu terkenal dengan sebutan “Two Kinds of  Factors Theory”.
Spearman mengembangkan teori inteligensi berdasarkan suatu facktor mental umum yang diberi kode “g”serta faktor-faktor spesifik yang diberi tanda “s”. Faktor“g” mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental individu, sedangkan faktor-faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan.
3. Teori Multi-Factors
Teori inteligensi multi faktor dikembangkan oleh E.L.Thomdike. Teori ini
tidak berhubungan dengan konsep general ability atau faktor “g”. Menurut teori ini, inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon. Hubungan-hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu.
4. Teori Primary-Mental-Abilities
LL.Thurstone telah berusaha menjelaskan tentang organisasi inteligensi yang
abstrak, ia dengan menggunakan tes-tes mental serta teknik-teknik statistik khusus membagi inteligensi menjadi tujuh kemampuan primer, yaitu :
11)      Kemampuan numerikal/matematis.
22)      Kemampuan verbal, atau berbahasa.
33)      Kemampuan abstraksi berupa visualisasi atau berpikir.
44)      Kemampuan menghubungkan kata-kata.
55)      Kemampuan membuat keputusan, baik induktif maupun deduktif.
66)      Kemampuan mengenal atau memahami.
77)      Kemampuan mengingat.


5. Teori Sampling
Untuk menjelaskan tentang inteligensi, Godfrey H.Thomson pada tahun 1916 mengajukan sebuah teorinya yang disebut teori sampling. Teori ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 1935 dan 1948. Menurut teori ini,inteligensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman. Berbagai bidang pengalaman itu terkuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak semuanya. Masing-masing  bidang hanya terkuasai sebagian-sebagian saja dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia. Inteligensi berupa berbagai kemampuan yang overlapping. Inteligensi beroprasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau penglaman dunia nyata.
C. Beberapa Masalah yang Berhubungan dengan Inteligensi
Bagaimana inteligensi itu diukur?
Apakah orang-orang dalam berbagai kelas sosial atau kelompok jabatan menunjukkan tingkatan-tingkatan inteligensi yang berbeda?
Apakah tingkatan-tingkat inteligensi anak-anak berhubungan dengan tingkatan-tingkatan inteligensi orang tua mereka?
Seberapa jauh pendidikan dapat meningkatkan inteligensi?
Adakah klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual dan apakah yang menjadi ketentuan inteligensi normal?
Seberapa jauh hereditas dapat menentukan batas-batas inteligensi seseorang?
Apakah kondisi tubuh yang jelek menghasilkan mental yang jelek pula?
Apakah penyakit yang diderita seseorang menghambat perkembangan mentalnya?
Apakah inteligensi wanita itu lebih rendah,lebih tinggi, ataukah sama dengan inteligensi kaum pria?
Apakah perbedaan ras dan kebangsaan menentukan perbedaan inteligensi?
Mengapa ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan secara tegas mengenai pewarisan inteligensi?
Berdasarkan inteligensi, apakah yang menentukan pilihan antara bayi A anak wanita pekerja harian dan bayi B anak wanita pengarang dan seorang dokter?
Hal-ikhwal lain mengenai intelegensi
Bab III
Penutup
Simpulan :
Dari isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa pengertian intelegensi adalah satu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedngkan menurut para ahli seperti Super & Cites mengemukakan definisi dari intelegensi adalah sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
Dari uraian makalah ini kami juga dapat mengetahui bahwa intelegensi juga memiliki beberapa teori diantaranya Teori uni-factor(teori kapasitas umum), Teori two-factor (faktor mental umum), Teori Multi-factor (Hubungan-hubungan neural khusus), Teori Primary-Mental-Abilities (teknik-teknik statistik khusus), dan teori sampling. Juga dapat mengetahui beberapa permasalahan yang berhubungan dengan intelegensi yaitu:
Bagaimana inteligensi itu diukur?
1. Apakah orang-orang dalam berbagai kelas sosial atau kelompok jabatan menunjukkan tingkatan-tingkatan inteligensi yang berbeda?
2. Apakah tingkatan-tingkat inteligensi anak-anak berhubungan dengan tingkatan-tingkatan inteligensi orang tua mereka?
3. Seberapa jauh pendidikan dapat meningkatkan inteligensi?
4. Adakah klasifikasi tingkatan kapasitas intelektual dan apakah yang menjadi ketentuan inteligensi normal?
5. Seberapa jauh hereditas dapat menentukan batas-batas inteligensi seseorang?
6. Apakah kondisi tubuh yang jelek menghasilkan mental yang jelek pula?
7. Apakah penyakit yang diderita seseorang menghambat perkembangan mentalnya?
8. Apakah inteligensi wanita itu lebih rendah,lebih tinggi, ataukah sama dengan inteligensi kaum pria?
9. Apakah perbedaan ras dan kebangsaan menentukan perbedaan inteligensi?
10. Mengapa ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan secara tegas mengenai pewarisan inteligensi?
11. Berdasarkan inteligensi, apakah yang menentukan pilihan antara bayi A anak wanita pekerja harian dan bayi B anak wanita pengarang dan seorang dokter? 
12. Hal-ikhwal lain mengenai intelegensi




















Daftar Pustaka
  • Soemanto Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar