Minggu, 03 November 2013

Makalah Perkembangan Peserta Didik (Perkembangan Bakat Khusus)



BAB I
PENDAHULUAN

1. Perkembangan bakat khusus
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Dengan adanya kreativitas yang diimplementasiakan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah. Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental oleh karana itu diperlukan ilmu dan pemahaman yang luas tentang Perkembangan Peserta Didik .
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin ia lakukan dan apa yang mampu ia lakukan. Makin banyak mendengar tentang macam-macam kemungkinan,baik dalam bidang pendidikan maupun dalm pekerjaan dan membuatnya ragu-ragu mengenai apa yang sebetulnya paling cocok baginya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya umtuk dapat mencapai tujuan-tujuannya.
Pengertian Bakat atau aptitute merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.
Pengertian bakat menurut para ahli:
1. William B.M,ichaelkemampuan individu melakukan tugas, sedikit atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya.
2. Bingham
Kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan(respon).
3. Guilford
Bakat mencakup tiga demensi psikologis(persetual, psikomotor, dan intelektual).

BAB II
PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

1. Pengertian bakat dan kemampuan
Menurut Utami Munandar (1992) Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan karena masih bersifat dasar. Bakat merupakan usaha dan latihan agar dapat terwujud. Contoh : seseorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, maka bakat musik tidak dapat berkembang dan terwujud dengan baik.
Bingham mendifinisikan bakat sebagai “An optitude …as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an individua’s ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language, to produce music etc. bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan atau seperangkat respons seperti berbahasa, musik dan sebagainya.
Sedangkan Guilford (Sumandi S., 1991 : 169) mengemukakan bahwa bakat itu mencangkup tiga dimensi psikologis, yaitu :
a.       Dimensi perseptual (kemampuan persepsi, yang mencangkup : kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi terhadap waktu; luasnya daerah persepsi; kecepataan persepsi, dan sebagainya).
b.      Dimensi psikomotor (mencangkup enam factor, yaitu : kekuatan; implus; kecepatan gerak; ketelitian kecepatan statis yang menitikberatkan pada posisi; ketelitian ketepatan dinamis yang menitikberatka pada gerakan; koordinasi; dan keluwesan).
c.       Dimensi intelektual meliputi lima faktor, yaitu :
1) Faktor ingatan, yang mencangkup : substansi, relasi dan sistem
2) Faktor ingatan, mengenai perkenalan terhadap : keseluruhan informasi; golongan; hubungan-hubungan; bentuk; dan kesimpulan
3) Faktor evaluatif, yang meliputi : identitas; relasi-relasi; sistem; dan problem yang dihadapi
4) Faktor berfikir konvergensi, yang meliputi : nama-nama; hubungan-hubungan; sistem-sistem; trasformasi; dan implikasi-implikasi yang unik
5) Faktor berfikir divergen meliputi : menghasilkan unit-unit.
Kemampuan adalah daya jiwa untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memperlukan latihan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang.

2. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda-beda. Jenis-jenis bakat
khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat olahraga, seni, teknik dan sebagainya. Dengan demikian, bakat khusus ini bergantung pada konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan dibesarkan. Faktor pengalaman atau lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bakat khusus ini.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat, yaitu :
a. Anak itu sendiri, misal : anak yang kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki.
b. Lingkungan anak, missal : orang tua yang kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana prndidikan yang dibutuhkan anak.

4. Hubungan antara Bakat dan Prestasi
Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi tertentu, tetapi diperlukan latihan, pengalaman, pengetahuan dan dorongan atau kesempatan untuk menggembangkannya. Misalnya, orangtua menyadari bahwa anak mempunyai bakat menggambar. Maka orang tua mengusahakan agar anaknya mendapatkan pengalaman sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya, selain itu anak tersebut juga minat untuk mengikuti pendidikan menggambar. Maka anak itu dapat mencapai prestasi yang unggul, bahkan bisa menjadi pelukis terkenal. Keunggulan dalam salah satu bidang tertentu merupakan hasil interaksi bakat yang dibawa sejak lahir dengan faktor lingkunganyangmenunjang.

5. Karakteristik Anak Berbakat
Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut :
a. Potensi
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak berbakat memiliki potensi yang unggul. Potensi bisa disebabkan oleh faktor keturunan, seperti studi yang dilakukan U. Branfenbrenner (1972) dan Scarr Salaptek (1975) yang menyatakan secara tegas bahwa tidak ada keraguan bahwa factor genetika mempunyai andil besar terhadap kemampuan mental seseorang (Kitano, 1986).
b. Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah disini adalah keterlibatan seluruh aspek psikologis dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut. Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahu banyak hal (Gearheart, 1980) kemudian mereka akan melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap pengukuran saja. Setelah berfikir dengan baik, mereka akan memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk dan tingkah laku.
c. Prestasi
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik, dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai anak-anak adalah memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Berdasarkan prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki system saraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh karena itu, mereka dapat mencapai tingkat kognitif yang tinggi.

6. Menanggani anak berbakat
Dalam usaha memengaruhi perkembangan anak untuk mengatualisasikan seluruh potensi yang dimiliki agar berfungsi secara optimal, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan agar mencapai hasil yang diharapkan.
a) Faktor yang ada pada anak itu sendiri, yaitu mengenai anak. Mengenalimdalam arti mengetahui ciri khusus yang ada pada anak secara objektif. Dalam rangka memberikan pendidikan khusus pada anak berbakat perlu terlabih dahulu dibedakan beberapa pengertian, yakni :
• Berbakat luar biasa pada fungsi-fungsi yang berhubungan dengan proses informasi (kognitif) sehingga mempengaruhi aspek-aspek lain.
• Berbakat luar biasa hanya pada salah satu atau beberapa aspek, bisa mengenai aspek kognitif atau aspek yang berhubungan dengan keteraampilan-keterampilan khusus.
b) Faktor kurikulum yang meliputi :
• Isi dan cara pelaksanaan yang disesuaikan dengan keadaan amak (child centered) dan dengan sendirinya telah dilakukan identifikasi mengenai keadaan khusus yang ada pada anak secara objektif.
• Perlu ditekankan bahwa kurikulum pada pendidikan khusus hendaknya tidk terlepas dari kurikulum dasar yang diberikan pada anak lain. Perbedaannya hanya terletak pada penekanan dan penambahan suatu bidang sesui dengan kebutuhannya dan tetap terpadu dengan kurikulum dasar.
• Kurikulum khusus diarahkan agar perangsangan yang diberikan mempunyai pengaruh untuk menambah program dan tidak semata-mata untuk mempercepat (accelerate) berfungsi sesuai bakat luar biasa yang dimiliki.
• Isi kurukulum harus mengarah pada perkembangan kemampuan anak yang beorientasi inovatif dan tidak reproduktif serta berorientasi untuk mencapai sesuatu dan tidak hanya memunculkan apa yang dimiliki tanpa dilatih secara kreatif.

7. Kondisi lingkungan yang memupuk bakat anak
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan merasa aman secara psikologis apabila :
a) Pendidik menerimanya apa adanya, tanpa syarat dengan ssegala kelebihan dan kekurangannya, serta member kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya dia baik dan mampu.
b) Pendidik mengusahakan sasana dimana anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain. Member penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
c) Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.

Anak akan merasakan kebebasan psikologis apabila orang tua dan guru memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya. Kecuali itu pendidikan berfungsi mengembangkan bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulan pengetahuan yang bersifat skolastik atau materi ajar sekolah saja.
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin ia lakuakan dan apa yang ingin ia lakukan. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihn yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya.


BAB III
PENUTUP
Simpulan:
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat tidaklah diturunkan semata melainkan merupakan hasil interaksi dari faktor keturunan dan faktor lingkungan. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana yang memungkinkan bakat tersebut terrealisasi termasuk intelegensi, kepribadian, dan keterampilan khusus. Potensi yang dimiliki individu ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, intelegensi termasuk kemampuan umum, sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki individu.
Cara mengenali anak karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut :
a. Potensi
(kemampuan anak dalam beberapa bidang)
b. Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah disini adalah keterlibatan seluruh aspek psikologis dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut.
c. Prestasi
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik, dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai anak-anak adalah memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959).

Bakat seorang anak dapat pula berubah tergantung pada Anak itu sendiri, misal : anak yang kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki. Lingkungan anak, missal : orang tua yang kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana prndidikan yang dibutuhkan anak. Namun hal itu dapat di cegah melalui usaha memengaruhi perkembangan anak untuk mengatualisasikan seluruh potensi yang dimiliki agar berfungsi secara optimal.

1 komentar: